Doa Atasi Kesulitan Hidup dan
Ridho atas Ketetapan Allah
Seorang mukmin meyakini bahwa setiap yang terjadi di alam ini adalah atas
kehendak dan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa yang Allah kehendaki pasti
terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi. Dengan keyakinan
tersebut maka dirinya akan merasakan ketenangan didalam hatinya serta ridho
atas apa pun yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan atas dirinya baik ia
berupa kebahagiaan maupun kesengsaraan, kelapangan maupun kesempitan.
Firman Allah
Ta’ala :
مَا أَصَابَ
مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ
قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا
تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
Artinya : “Setiap
bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah
tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang
demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang
luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan
diri.” (QS. Al Hadid : 22 – 23)
قُلْ لَنْ
يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya : “Katakanlah
(Muhammad),”Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah
bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah lah
orang-orang
yang beriman bertakwa.” (QS. At Taubah : 51)
Apa yang
ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya tidaklah lepas
dari dua hal :
1.
Musibah yang disebabkan kemaksiatan seorang hamba.
وَمَا
أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Artinya : “Dan
musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuara : 30)
2.
Bahwa ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk
mengangkat derajatnya dan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.
Lantas
bagaimana seharusnya anda menyikapi ujian yang tengah keluarga anda hadapi
setelah mengetahui hal diatas :
Jika ujian
atau musibah yang saat ini tengah keluarga anda hadapi dikarenakan kemaksiatan
atau dosa yang dilakukan anda atau suami anda maka hendaklah segera bertaubat
atau beristighfar dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh
penyesalan atas apa yang dilakukan itu serta mengganti kemaksiatan tersebut
dengan ketaatan.
وَالَّذِينَ
لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي
حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ
أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ
مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ
يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
(70)
Artinya : “Dan
orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina, dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
hukuman yang berat. (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat
dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang
yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka
diganti dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al Furqan
: 68 – 70)
وَإِنِّي
لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
Artinya :
“Dan sungguh, Aku Maha pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat
kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” (QS. Thaha : 82)
Akan tetapi
jika musibah yang tengah keluarga anda hadapi adalah semata-mata ujian untuk
mengangkat derajat keluarga anda dan menghapuskan berbagai kesalahan maka
tidaklah yang ada dihadapan anda kecuali ridho dengan ketatapan dan takdir
Allah dengan tetap mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun
demikian hendaklah suami anda tetap mengusahakan pengambilan haknya yang belum
didapat dari proyek pemerintah dan mencari informasi tentang keberadaan
temannya yang membawa uangnya.
Adapun doa
yang diajarkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam ketika menghadapi
musibah, sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anha berkata,”Saya
mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda,’Tidaklah seorang
hamba terkena musibah maka ia mengatakan,’Inna lillahi wa Inna ilaihi roji’un.
Allahumma Ajirnii fii mushibatii wakhluf lii khoiron minha. (Sesungguhnya kami
milik Allah dan kepada-Nya kami dikembalikan. Yaa Allah berikanlah pahala
kepadaku didalam musibahku dan gantilah buatku yang lebih baik darinya) kecuali
Allah berikan baginya pahala dari musibahnya dan menggantikan baginya yang
lebih baik darinya.” Ummu Salamah berkata,”Tatkala Abu Salamah meninggal lalu
aku berdoa dengan yang diperintahkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam
maka Allah pun menggantikan buatku yang lebih baik darinya (yaitu) Rasulullah
Shalallahu alaihi wa Sallam.” (HR. Muslim)
lalu bagaiman jika musibah terjadi karena dosa dari salah satu dari keluarga misalnya karena kesalahan suami kemudian istrinya juga ikut menderita??
maka, itu adalah teguran bagi suami agar ia bertaubat dan ujian bagi istri untuk mendapat peringkat yang mulia disisi Allah SWT...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar